Selasa, 18 Februari 2014

Hubungan Antara Engineering dan Bisnis



HUBUNGAN ANTARA ENGINEERING DAN BISNIS




NAMA     : PUJI ISWANDI
KELAS    : MEKATRONIKA 1A
NIM         : 4211301025

  
POLITEKNIK NEGERI BATAM
Jln. Parkway,  Batam Center, Batam Telp. (0778) 469856 Fax. (0778) 463820



                                                                                 
Report  Hubungan Antara Engineering dan Bisnis Terkait dengan

A. James Watt dan Matthew Boulton
          James Watt lahir pada tanggal 19 Januari 1736 di Greenock, Scotlandia. Tahun 1755, pada usia 18 tahun, ia belajar membuat peralatan listrik, dan kemudian pergi ke London untuk belajar lebih jauh. James Watt menjadi tertarik dengan mesin uap pada tahun 1764, tatkala ia sedang membetulkan mesin ciptaan Thomas Newcommen. James Watt melakukan berbagai penyempurnaan-peneyempurnaan terhadap mesin ciptaan Newcommen. Karena itulah James Watt layak disebut sebagai pencipta pertama mesin uap yang praktis.
           Keberhasilan James Watt pertama (1769) adalah penambahan ruang terpisah yang diperkokoh. Ia juga membikin isolasi pemisah untuk mencegah hilangnya panas pada silinder uap. Kemudian ia menemukan mesin ganda (1782). Dengan beberapa perbaikan kecil, pembaruan ini menghasilkan peningkatan efisiensi mesin uap dengan empat kali lipat atau lebih.
          James Watt tidak punya bakat bisnis. Tetapi, di tahun 1775 dia melakukan kerjasama dengan Matthew Boulton, seorang insinyur, dan seorang pengusaha yang cekatan. Selama dua puluh lima tahun sesudah itu, perusahaan Watt dan Boulton memproduksi sejumlah besar mesin uap dan keduanya menjadi kaya raya. Mesin uap bekerja ganda penemuan Watt tahun 1769. Memang sulit melebih-lebihkan arti penting mesin uap. Sebab, memang banyak penemuan-penemuan lain yang memegang peranan penting mendorong berkembangnya Revolusi Industri. Pada saat itu James Watt dan Matthew Boulton mengembangkan teknik produksi seperti Penetapan standar, prosedur kontrol kualitas, akuntansi biaya, penukaran bahan, dan perencanaan kerja.
          James Watt meningaal dunia pada tanggal 25 Agustus 1819 di Heathfield, England. Di tahun yang sama ketika ia meninggal, sudah berdiri 18 pabrik mesin uap di daerah Glasgow dengan 2800 alat.

B. Nicola Tesla dan George Westinghouse
          William Stanley, jr mereka salah satu peralatan praktikal terawal bagi memindahkan kuasa elektrik AC dengan cekap di antara litar berasingan. Dengan menggunakan sepasang gelung yang dililitkan pada satu teras besi sepunya, rekaannya yang dikenali sebagai gelung aruhan, merupakan transformer terawal. Sistem bekalan AC yang digunakan hari ini dibangunkan dengan pesat selepas tahun 1886, termasuklah konsep awal oleh Nikola Tesla, yang kemudiannya menjual patennya kepada George Westinghouse.
          Pada tahun 1886, Tesla telah menubuhkan syarikatnya sendiri, di atas nama Tesla Electric Light & Manufacturing. Para pelabur syarikat pada mula enggan bersetuju dengan idea Tesla mengenai motor arus ulang-aliknya sehingga akhirnya membuatkan Tesla melepaskan tanggungjawabnya pada syarikatnya sendiri. Tesla terpaksa memburuh di kota New York sebagai menyara hidupnya disamping mengumpulkan dana untuk projek beliau yang seterusnya. Pada 1887, beliau membina model terawal motor aruhan tanpa berus dan melakukan demonstrasinya di hadapan American Institute of Electrical Engineers (sekarang dikenali sebagai IEEE). Pada tahun 1888, beliau telah membangunkan kajian mengenai prinsip Lingkaran Tesla dan mula bekerja dengan George Westinghouse di Syarikat Pembuatan Barangan Elektrik Westinghouse di makmal di Pittsburgh. Westinghouse menerima idea Tesla mengenai sistem polifasa, di mana ia membolehkan penghantaran elektrik menggunakan arus ulang-alik pada jarak yang jauh.
          Semasa berusia 36 tahun, paten Tesla yang pertama untuk sistem kuasa polifasa telah disahkan. Beliau meneruskan kajian mengenai sistem dan prinsip putaran medan magnetik. Dari 1892 hingga 1894, beliau menyandang jawatan sebagai naib presiden untuk American Institute of Electrical Engineers, pertubuhan yang kini lebih dikenali sebagai IEEE

C. Wilbur, Orville Wright dan Glen Curtisse
          Wright bersaudara tidak membuat sembarang penerbangan pada tahun 1906 dan 1907. Akhirnya, selesai menandatangani kontrak-kontrak dengan sebuah serikat Perancis serta dengan kerajaan Amerika Syarikat, kedua-dua adik-beradik kembali ke Kitty Hawk pada Mei 1908 dengan Flyer 1905 yang diubah sesuai dengan tempat duduk untuk juruterbang dan penumpang, dan memulai latihan untuk pertunjukan penerbangan yang penting sekali. Kontrak-kontrak Wright bersaudara memerlukan kapal terbang, mereka mengambil seorang penumpang. Setelah membuat perjanjian dengan penumpang di tempat duduk penumpang, Charlie Furnas, pembantu dari Dayton, menjadi penumpang penerbangan yang pertama dalam beberapa penerbangan yang pendek pada 14 Mei. Untuk keselamatan dan sebagai janji kepada ayah mereka, Wilbur dan Orville tidak berterbang bersama-sama.
          Permohonon paten 1903 yang ditulis oleh Wright bersaudara sendiri ditolak. Pada awal 1904, mereka mengambil Henry Toulmin, seorang pengeluar hak paten dan pada 23 Mei 1906, mereka diberikan paten #821,393 untuk "Mesin Penerbangan". Nyata sekali, paten ini menerangkan sebuah mesin penerbangan yang tidak berkuasa. Kepentingan paten ini terdiri daripada tuntutannya untuk suatu kaedah mengawalkan mesin penerbangan yang baru dan berguna, baik berkuasa mahupun tidak. Teknik peledingan sayap dipermasalhkan, tetapi paten itu menyatakan dengan nyata bahwa sayap tidak perlu merupakan kaedah yang tunggal untuk megubahkan sudut bagian luar sayap-sayap mesin. Konsep mengubahkan sudut dekat ujung sayap dengan apa-apa cara saja merupakan perkara yang terpenting dalam paten ini. Perlindungan yang luas yang dimaksudkan oleh kegunaan perkataan-perkataan ini adalah penting dalam kemenangan tuntutan mahkamah pelanggaran paten yang Wright bersaudara mengemukakan terhadap Glen Curtiss dan juruterbang-juruterbang awal yang lain yang menggunakan aileron semasa kedua-dua adik-beradik masih menggunakan sayap peledingan. Paten itu juga menghuraikan kemudi belakang yang tegak dan dapat dikawali serta penggunaannya bersama-sama dengan sayap peledingan untuk mengatasi masalah pelinciran (pergerakan dari kiri ke kanan yang keterlaluan) ketika kapal terbang berpusing. Akhirnya, paten itu juga memasukkan mesin pengangkat depan yang digunakan untuk naik dan turun.


Biografi Engineering
Elias Howe Penemu Mesin Jahit

          Mesin jahit yang ditemukan oleh Elias Howe warga Amerika Serikat, membawa banyak manfaat bagi manusia. Mesin yang diciptakan pada 1844 mampu menghasilkan penutup aurat bagi kaum adam dan hawa yang kuat dan rapi hingga sekarang. Uniknya, mesin ini diciptakan Howe melalui mimpi di siang bolong.
Elias Howe lahir di Spencer, Massachusetts, Amerika Serikat, 9 Juli 1819. Masa kecil Howe banyak dihabiskan untuk membantu ayahnya bertani. Meskipun fisiknya lemah dan sering jatuh sakit, minatnya untuk belajar sangat kuat, terutama pada mesin. Sehingga, ia pun tidak berminat untuk mengembangkan intelektualnya di bangku sekolah.
           Howe yang tak tamat sekolah, diterima kerja di pabrik tekstil lokal sebagai magang ahli mesin saat berusia 16 tahun. Kesempatan ini, ia pergunakan untuk mengembangkan minat dan bakatnya tersebut. Untuk memperluas keahliannya dalam mesin, ia pun mencoba peruntungannya untuk bekerja di pabrik mesin kapas di Lowell, Massachusetts. Kemudian, ia pun berpindah lagi ke pabrik arloji yang ada di Boston dan pabrik instrumen ilmiah yang ada di Cambridge. Saat di Cambridge, Howe mendengar istilah mesin jahit dari majikannya Ari Davis, pemilik perusahaan pembuat instrumen ketelitian di Boston.
           Pada 1840, Howe menikah dan memiliki anak. Ia sering sakit sehingga istrinya harus menjahit pakaian untuk membayar kebutuhan hidup. Saat mengamati istrinya menjahit, Howe berpikir tentang alat yang dapat meniru gerakan tangan dan lengan saat menjahit. Alat itu harus menerapkan proses yang memakai benang dari dua sumber berbeda. Saking seriusnya berpikir, sampai terbawa mimpi. Dalam mimpinya itu, perutnya ditusuk oleh seorang kanibal dengan tombak. Bentuk ujung tombak inilah yang dijadikan inspirasi oleh dia untuk menciptakan jarum yang telah lama ia cari.
Howe kemudian mencoba menyalurkan idenya untuk membuat mesin jahit. Selama lima tahun ia bekerja keras untuk mewujudkan mimpinya. Namun usahanya ini gagal. Mesin jahit pertamanya tidak sesuai harapan. Sebab, ia membuatnya menirukan gerak tangan manusia yang sedang menjahit, yakni lubang jarum terletak di pangkal jarum. Sayang saat memulai membuat alat, bengkelnya terbakar dan menghanguskan pekerjaan senilai 300 dolar AS. Akan tetapi bencana itu tidak membuatnya frustasi.
Baru pada 1844, Howe membuat mesin jahit kedua. Kali ini ia berhasil menciptakan lubang jarum terletak di ujung jarum seperti mesin jahit yang ada sekarang ini. Sebagian besar litelatur menyebutkan, mesin jahit karya Howe mampu menjahit 250 setik (jengkal) per menitnya. Howe pun kemudian menguji coba mesin jahit karyanya melalui pertandingan adu menjahit dengan lima gadis yang menjahit menggunakan tangan.
           Meskipun mesin jahit Howe bekerja lebih cepat dan lebih rapi. Akan tetapi, ketika itu, tidak ada seorang pun warga Amerika yang mau membeli mesin jahitnya. Hal itu dikarenakan mesin jahitnya masih terlihat sangat rumit dan dampaknya menimbulkan banyak pengangguran.
           Setelah berhasil mematenkan temuannya pada 1846, ia mempromosikan ciptaannya di negara Inggris. Kemudian, menjual patennya kepada seorang warga Inggris, William Thomas pada 1847 seharga 250 poundsterling.
           Dalam tekanan dan kegelisahan, ia terpaksa menerima kontrak kerja tidak adil. Ia bekerja pada William Thomas dengan gaji yang cukup rendah yaitu 5 poundsterling seminggu. Howe pun disuruh memperbaiki mesin jahitnya hingga mampu menjahit korset, kulit, dan sejenisnya. Namun, William Thomas curang. Hingga Howe jatuh sakit dan akhirnya dia menabung untuk kembali ke Amerika Serikat. Tak lama setelah kembali ke Boston, istrinya yang setia wafat.
           Penderitaan makin bertambah ketika banyak pengusaha yang mencuri ide mesin jahit miliknya dan menjual dengan bebas. Begitu juga dengan pengusaha Isaac M. Singer. Hingga akhirnya dia berjuang keras atas hak patennya. Howe menuntut Singer dan memenangkan hak patennya pada 1854. Selama lima tahun (1849–1854) dia pergi ke pengadilan untuk merebut hak patennya.
           Usahanya berhasil dengan gemilang. Ketika hak patennya berakhir pada 1867, ia mendapatkan royalti dari tiap mesin jahit yang terjual di Amerika Serikat. Dan, ia pun menjadi seorang jutawan yang membuat pabrik mesin jahit bernama Howe Machine Company di Bridgeport, Conecticut. Singer terpaksa mengembalikan 15.000 dolar AS royaltinya. Sejak 1856, Howe menetapkan royalti 5 dolar AS untuk setiap satu mesin jahit yang dibuat di AS dan satu dolar untuk di luar AS mejadikannya seorang jutawan.
           Sebelum tutup usia, saat di Amerika terjadi pecah perang saudara, Howe sempat menjadi prajurit dan membentuk pasukan infanteri. Semua peralatan dan pakaian pasukannya dijahit dengan mesin hasil temuannya. Elias Howe pun meninggal di Brookyln, New York, pada 3 Oktober 1867 dalam usia 48 tahun.