PROSES TERMOSET DAN TERMOPLASTIK
NAMA : PUJI ISWANDI
NIM : 4211301025
MAKUL : TEKNIK MATERIAL
Politeknik Negeri Batam
Jl. Parkway Batam
Centre BATAM Telpon : 0778-469856
2013
1 . Polimer termoset
Polimer
termoseting adalah polimer yang mempunyai sifat tahan terhadap panas. Jika
polimer ini dipanaskan, maka tidak dapat meleleh. Sehingga tidak dapat dibentuk
ulang kembali. Susunan polimer ini bersifat permanen pada bentuk cetak pertama
kali (pada saat pembuatan). Bila polimer ini rusak/pecah, maka tidak dapat
disambung atau diperbaiki lagi.
Plomer
termoseting memiliki ikatan – ikatan silang yang mudah dibentuk pada waktu
dipanaskan. Hal ini membuat polimer menjadi kaku dan keras. Semakin banyak
ikatan silang pada polimer ini, maka semakin kaku dan mudah patah. Bila polimer
ini dipanaskan untuk kedua kalinya, maka akan menyebabkan rusak atau lepasnya
ikatan silang antar rantai polimer.
Sifat polimer
termoseting sebagai berikut.
-
Keras dan kaku (tidak fleksibel)
-
Jika dipanaskan akan mengeras.
-
Tidak dapat dibentuk ulang (sukar didaur ulang).
-
Tidak dapat larut dalam pelarut apapun.
-
Jika dipanaskan akan meleleh.
-
Tahan terhadap asam basa.
-
Mempunyai ikatan silang antarrantai molekul.
Contoh Polimer
Termoset adalah Resin Epoxy, Resin Melamin, Bakelit, Urea-Formaldehide.
Contoh dari
Melamin adalah alat-alat perkakas dapur seperti piring. Proses pembuatan piring
adalah
1.
Bahan
·
Ball Clay
·
Kaolin
·
Silika
·
Feldspar
Bahan pembuat glasir
·
SILIKA: berfungsi sebagai unsur penggelas (pembentuk kaca). Silika
(SiO2) juga disebut Flint atau Kwarsa yang akan membentuk lapisan gelas bila
mencair dan kemudian membeku. Silika murni berbentuk menyerupai kristal, dimana
apabila berdiri sendiri titik leburnya sangat tinggi antara yaitu 16100 C -
17100 C.
·
ALUMINA: berfungsi sebagai unsur pengeras Al2O3 yang digunakan untuk
menambah kekentalan lapisan glasir, membantu membentuk lapisan glasir yang
lebih kuat dan keras serta memberikan kestabilan pada benda keramik. Yang membedakan
glasir dengan kaca/gelas adalah kandungan aluminanya yang tinggi.
·
FLUX : berfungsi sebagai unsur pelebur (peleleh). Digunakan untuk
menurunkan suhu lebur bahan-bahan glasir. Flux dalam bentuk oksida atau
karbonat yang sering dipakai adalah ; timbal, boraks, sodium/natrium,
potassium/kalium, lithium, kalsium, magnesium, barium, strontium, bersama-sama
dengan oksida logam seperti : besi, tembaga, kobalt, mangaan, krom, nikel, tin,
seng, dan titanium akan memberikan warna pada glasir, juga dengan bahan yang
mengandung lebih sedikit oksida seperti : antimoni, vanadium, selenium, emas,
kadmium, uranium.
2.
Alat
- Mesin pengering
- Cetakan keramik
3.
Proses / Cara Pembuatan
- Proses Pengolahan Bahan
Tujuan pengolahan bahan ini adalah untuk mengolah
bahan baku dari berbagai material (felspard, ball clay, kwarsa, kaolin, dan
air) yang belum siap pakai menjadi tanah liat plastis yang siap pakai. Didalam pengolahan
bahan ini ada proses-proses tertentu yang harus dilakukan antara lain
pengurangan ukuran butir, penyaringan, pencampuran, pengadukan (mixing), dan
pengurangan kadar air.
Gambar 1 : pengelolahan
bahan
- Proses Pembentukan Keramik
Tahap pembentukan adalah tahap mengubah bongkahan
tanah liat plastis menjadi benda-benda yang dikehendaki. Ada tiga keteknikan utama
dalam membentuk benda keramik: pembentukan tangan langsung (handbuilding),
teknik putar (throwing), dan teknik cetak (casting). Nah untuk pembuatan
piring, mangkok, mug, dll, biasanya menggunakan teknik cetak (casting) karena
prosesnya sangat sulit dan membutuhkan kepresisian yang sangat tinggi.
- Proses Pengeringan
Setelah benda keramik selesai dibentuk, maka tahap
selanjutnya adalah pengeringan. Tujuan utama dari tahap ini adalah untuk
menghilangkan air plastis yang terikat pada badan keramik. Ketika badan keramik
plastis dikeringkan akan terjadi 3 proses penting:
ü Air pada lapisan antarpartikel lempung mendifusi ke
permukaan, menguap, sampai akhirnya partikel-partikel saling bersentuhan dan
penyusutan berhenti.
ü Air dalam pori hilang tanpa terjadi susut; dan
ü Air yang terserap pada permukaan partikel hilang.
Proses pengeringan yang terlalu cepat akan mengakibatkan retak pada keramik yang
sudah dibentuk.
Gambar 3 : proses pengeringan
- Proses Pembakaran
Pembakaran merupakan inti dari pembuatan keramik
dimana proses ini mengubah massa yang rapuh menjadi massa yang padat, keras,
dan kuat. Pembakaran dilakukan dalam sebuah tungku/furnace suhu tinggi. Pembakaran
ini sudah cukup membuat suatu benda menjadi kuat, keras, dan kedap air. Untuk
benda-benda keramik berglasir, pembakaran merupakan tahap awal agar benda yang
akan diglasir cukup kuat dan mampu menyerap glasir secara optimal.
Gambar 4 : keramik
setelah proses pembakaran
Gambar 5 : keramik
setelah diangkat dari tempat pembakaran
- Proses Pengglasiran
Glasir merupakan lapisan tipis yang biasa digunakan
untuk melapisi permukaan bahan keramik, yang melekat menjadi satu pada
permukaan badan keramik tersebut melalui proses pengeringan. Glasir dilakukan dengan
cara dicelup, disemprot, ditempel, atau dikuas/dilukis. Glasir merupakan
material yang terdiri dari beberapa bahan tanah atau batuan silikat dimana
bahan-bahan tersebut selama proses pembakaran akan melebur dan membentuk
lapisan tipis seperti gelas yang melekat menjadi satu pada permukaan badan
keramik. Glasir merupakan kombinasi yang seimbang dari satu atau lebih oksida basa
(Flux), Oksida Asam (Silika), dan Oksida Netral (Alumina), ketiga bahan
tersebut merupakan bahan utama pembentuk glasir yang dapat disusun dengan
berbagai kompoisisi untuk suhu kematangan glasir yang dikehendaki.
Gambar 7 : Proses
pelukisan/ penguasan keramik
Gambar 9 : Keramik yang sudah jadi
2. Polimer Termoplastik
Polimer termoplastik adalah polimer yang mempunyai sifat tidak tahan
terhadap panas. Jika polimer jenis ini dipanaskan, maka akan menjadi lunak dan
didinginkan akan mengeras. Proses tersebut dapat terjadi berulang kali,
sehingga dapat dibentuk ulang dalam berbagai bentuk melalui cetakan yang
berbeda untuk mendapatkan produk polimer yang baru. Polimer yang termasuk
polimer termoplastik adalah jenis polimer plastik. Jenis plastik ini tidak
memiliki ikatan silang antar rantai polimernya, melainkan dengan struktur
molekul linear atau bercabang.
Polimer
termoplastik memiliki sifat – sifat khusus sebagai berikut.
-
Berat molekul kecil
-
Tidak tahan terhadap panas.
-
Jika dipanaskan akan melunak.
-
Jika didinginkan akan mengeras.
-
Mudah untuk diregangkan.
-
Fleksibel.
-
Titik leleh rendah.
-
Dapat dibentuk ulang (daur ulang).
-
Mudah larut dalam pelarut yang sesuai.
-
Memiliki struktur molekul linear/bercabang.
Contoh
plastik termoplastik sebagai berikut.
·
Polietilena (PE) = Botol plastik, mainan, bahan cetakan, ember, drum, pipa saluran,
isolasi kawat dan kabel, kantong plastik dan jas hujan.
·
Polipropena (PP) = karung, tali, botol minuman, serat, bak air, insulator, kursi
plastik, alat-alat rumah sakit, komponen mesin cuci, pembungkus tekstil, dan
permadani.
·
Polistirena = Insulator, sol sepatu, penggaris, gantungan baju.
·
Polivinilklorida (PVC) = pipa air, pipa plastik, pipa kabel listrik, kulit sintetis, ubin
plastik, piringan hitam, bungkus makanan, sol sepatu, sarung tangan dan botol
detergen. Proses pembuatan pipa pvc adalah sebagai berikut
Gambar 10 : flowchart proses pipa pvc
1.
Proses Mixing
Pipa PVC yang ada selama ini
merupakan hasil perpaduan dari berbagai macam bahan kimia yang berfungsi
sebagai penyusun, mengokohkan bentuk pipa dan memberi kekuatan ataupun
elastisitas pada pipa jenis tetentu. Berikut adalah komposisi dasar pembentukan
pipa yaitu
1.
Resin
Adalah unsur utama dalam membuat pipa PVC (Polyvinly Chloride ).
Resin memiliki kelenturan serat sifat plastik yang tidak terdapat pada benda
lain. Sehingga pipa memiliki daya tahan impact dan kekuatan yang baik namun
ringan
2.
CaCo3 (kapur)
Adalah zat yang mempengaruhi kegetasan pipa sesuai dengan jumlah
konsentrasi yag dicampurkan. Campuran dengan kadar resin dan kapur tertentu
sangat mempengaruhi tingkat harga pipa serta kegunaannya dari segi beban kerja.
Seperti pipa golongan ringan dan murah untuk pelindung kabel diluar tembok.
Pipa jenis ini digunakan pada lingkungan yang tidak terlalu ekstrim dari segi
tekanan dan beban kerjanya.
3.
Stabilizer
Merupakan gabungan dari 3 bahan lainnya, digunakan dengan
perbandingan 1 Kg untuk setiap 100 Kg resin.
a.
Pipe Complex jenisnya yaitu:
-
Normal lead stearid
-
Dibasic lead stearid
-
Tribasic lead stearid
-
Steraic acid
b.
Lubricant untuk melicinkan pipa
jenisnya yaitu
-
Paraffin
-
G 20
-
G 60
-
PEW
c.
Pigmen jenisnya yaitu
-
Black carbon
-
Titanium
-
Yellow
-
B orange
-
Marine blue
Dari ketiga jenis zat tersebut, tidak
semuanya dipakai. Tergantung pipa yang akan dibuat. Jadi sebelumnya beberapa
jenis dari zat tersebut akan ditakar dengan perbandingan tertentu untuk pipa
jenis tertentu. Setelah bahan-bahan tersebut ditakar . barulah disatukan dengan
resin dan CaCO3 ditempat pencampuran yaitu mixer. Proses mixing berjalan dengan
cara pengadukan secara cepat sampai bahan-bahan tercampur rata dan menjadi
compound. Kemudian compound tersebut didinginkan dengan perantara air.
Selanjutnya compond ditiup keluar oleh tenaga angin menuju karung yang akan
membawanya menuju proses berikutnya.
Semua pipa dibuat tergantung
permintaan pelanggan, sehingga pembuatannya juga mempunyai komposisi yang
berbeda-beda. Ada juga jenis pipa tertentu yang tidak membutuhkan resin sebagai
bahan utamanya misalnya pipa indosat. Bahan yang dipakai hanya high density
polyetine dan pigmen sebagai pewarnanya. Hasilnya menjadi pipa selentur pipa
air, digunakan untuk melindungi serat optic sebagai perangkat komunikasi.
2.
Ekstrusion
Ekstrusion adalah suatu proses
pembuatan plastik (termoplastik) yang berbentuk profil atau bentukan yang sama
dengan ukuran panjangnya yang cukup besar. Proses ini digunakan untuk membuat
pipa, selang, sedotan, dsb. Teknik ini merupakan metode tertua dalam pencetakan
plastik, dan saat ini masih digunakan untuk mencetak plastik termoset.
Compond
selanjutnya mengalami proses pengelolahan. Bubuk compond dimasukkan ke sebuah
hopper yang berhubungan langsung dengan mesin extruder. Dalam mesin itu
terdapat screw panjang yang berputar, mengaduk compond memampatkannya menjadi
sebuah bentuk awal silinder badan pipa. Proses ini berlangsung dengan
temperature antara 140 derajat celcius sampai 200 derajat celcius, biasanya
dimulai pada suhu 150 derajat cecius. Dengan pemanasan yang tinggi maka compond
menjadi lunak dan mudah dicetak oleh dyes dengan diameter tertentu yang berada
di ujung mesin.
Gambar 11 : proses pembuatan pipa pvc
Prinsip kerja mesin
Ekstrusi
1) Thermoplastik
baik berupa tepung atau granula dilelehkan pada ekstruder.
2) Kemudian diinjeksikan melalui cetakan
3) Setelah
keluar dari cetakan yang sesuai dengan profil yang diinginkan dimasukkan dalam
alat kalibrasi.
4) Keluar dari alat kalibrasi masuk ke tangki air
untuk didinginkan.
5) Setelah
dingin dimasukkan ke ban penarik
6) Kemudian
dipotong-potong sesuai dengan ukuran yang diminta pada alat potong dan kemudian
disusun pada alat penyusun.
- Vacuum dan cooling
Hasil yang
keluar dari dyes didinginkan dalam ruang vacuum untuk menjaga keutuhan bentuk
pipa. Lalu spray mendinginkan pipa dengan air dingin. Proses mendinginkan dapat
berlangsung selama 2 kali yaitu pertama
dilakukan untuk mengeraskan pipa dan menurunkan suhu permukaan pipa.
Namun karna proses yang pertama belum menjamin pipa sudah dingin, maka
dilakukanlah proses pendinginan yang kedua, sama saja dengan proses pertama
hanya saja ruangan tidak perlu di vacuum. Proses ini berlangsung sampai
dihasilkan pipa yang panjang.
- Haull off dan cutting
Untuk
memudahkan mesin extruder pada saat mendorong material pvc, dipakailah haul off
yang menggunakan tenaga angin untuk menarik pipa menuju proses pemotongan
(cutting). Pemotongannya diatur dengan sensor yang ada pada haull off.
Selanjutnya pipa melewati alat printing untuk mencetak merek atau kode pada
permukaan pipa.
- Inspection
Untuk
permintaan pelanggan, diameter ujung pipa dapat diperbesar untuk sambungan
(socket). Pada proses ini mesin yang digunakan adalah mesin belling, dengan
cara ujung pipa yang ingin diperbesar diameternya dipanaskan kembali. Dengan
proses pemanasan, pipa kembali menjadi lunak sehingga dapat dibentuk sesuai
diameter yang diinginkan. Langkah selanjutnya yaitu pendinginan untuk
pengeraskan pipa kembali.
Sebelum
dipasarkan ke konsumen produk-produk yang dihasilkan akan melewati tahap
pengujian kualitas. Pengujian kualitas tersebut berdasarkan standard ISO 9001
tentang kualitas produk jadi. Adapun jenis-jenis pengujian yang dilakukan
sebagai berikut
a.
Pengujian Ovalitas
Pengujian yang dilakukan
cukup dengan pengukuran jangka sorong yaitu dengan cara mengukur selisih antara
diameter luar maksimum dengan diameter luar maksimum.
b.
Pengujian Eksentrisitas
Mengukur ketebalan
maksimum pipa dikurangi ketebalan minimum.
c.
Pengujian Flattening
Pada proses ini, silinder
pipa ditekan sampai pipih. Dilakukan untuk semua jenis pipa kecuali pipa jenis
PE (polyetilene). Standar penekanannya adalah untuk pipa PVC 50% dari diameter
luar dan untuk pipa Telkom 40% dari diameter luar.
d.
Pengujian terhadap tekanan udara
Pengujian dilakukan
dengan tekanan udara selama 50 menit sebesar 10 bar. Setelah pengujian, pipa tidak
boleh bocor ataupun pecah bila ingin lolos spesifikasi.
e.
Pengujian terhadap perubahan arah panjang
Dilakukan untuk
mengetahui seberapa jauh penambahan panjang pipa setelah pemuaian.
gambarnya tidak bisa dibuka. bisa totlong dibantu?
BalasHapussudah di perbarui gan, maaf masih beginner
HapusReferensi yang bagus. Menjadi informasi baru untuk kami.
BalasHapusTerima kasih.
www.indopipa.com
iya sama sama, semoga bermanfaat
HapusUntuk ulasananya diatas cukup menarik, tapi coba dipelajari lagi dengan seksama modul kuliahnya.
BalasHapus1. CaCO3 (Kapur)
Ya betul mempengaruhi kegetasan pipa tetapi penjelasan ilmiahnya seharusnya CaCO3 itu berfungsi sebagai filler (pengisi).
Mengisi rongga rongga kosong pada molekul resin agar lebih padat. Contohnya seperti Cor beton, batu kerikil diberi adukan pasir dan semen agar tidak ada rongga diantara kerikil tersebut.
Untuk pengujian karena jika melihat ulasannya ini pipa PVC maka standard bukan ISO9000 tetapi Standard SNI, JIS, TELKOM (setidaknya itu standard yang ada di Indonesia).
2. Pengujian terhadap tekana udara.
Pipa diperuntukkan untuk air sehingga pengujian tekanan bukan
dengan udara tetapi dengan air (hydrostatik).
2. Pengujian terhadap perubahan arah panjang.
Penjelasannya seharusnya persentase perubahan panjang dan bukan penambahan karena pada umumnya berkurang walau bisa saja bertambah (tetapi dalam kasus tertentu saja).
okee mas yannes, terima kasih atas saran positifnya, nanti saya coba pelajari lagi secara seksama
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusHalo...mau nanya kalau buat catoilbaseformulasinya? Utkindustri rumahan ya buat tinta platisol mks
BalasHapus