PERAN MAHASISWA KEPULAUAN RIAU SEBAGAI DAERAH LALU
LINTAS INTERNASIONAL MENGHADAPI AFTA 2015
Disusun oleh:
Zulaiha (4121301052/Angkatan 2013)
Puji Iswandi (4211301025/Angkatan 2013)
Dessy Dwi Nuriani (4111401042/Angkatan 2014)
Zulaiha (4121301052/Angkatan 2013)
Puji Iswandi (4211301025/Angkatan 2013)
Dessy Dwi Nuriani (4111401042/Angkatan 2014)
POLITEKNIK NEGERI BATAM
BATAM
2014
DAFTAR KELOMPOK
a)
Ketua
Tim
Nama :
Zulaiha
Nim :
4121301051
Prodi : Administrasi Bisnis dan Terapan
Jurusan : Management Bisnis
Angkatan : 2013
b)
Anggota
1
Nama :
Puji Iswandi
Nim :
4211301025
Prodi :
Mekatronika
Jurusan : Elektro
Angkatan : 2013
c)
Anggota
2
Nama :
Dessy Dwi Nuriani
Nim :
4111401042
Prodi :
Akuntansi Managerial
Jurusan : Management Bisnis
Angkatan : 2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke
hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan pertolongan-Nya penulis dapat
menyelesaiakan karya tulis ilmiah yang berjudul “Peran Mahasiswa Kepulauan Riau
Sebagai Daerah Lalu Lintas Internasional Menghadapi AFTA 2015”. Meskipun banyak
rintangan dan hambatan yang penulis alami dalam proses pengerjaannya, tapi
penulis berhasil menyelesaikannya dengan baik.
Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih
kepada dosen pembimbing yang telah membantu penulis dalam mengerjakan karya
tulis ilmiah ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman
mahasiswa yang juga sudah memberi kontribusi, baik langsung maupun tidak
langsung dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini. Tentunya ada hal-hal yang
ingin penulis berikan kepada masyarakat dan rekan mahasiswa dari hasil karya
tulis ilmiah ini. Karena itu penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini
dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama.
Semoga karya tulis ilmiah yang penulis buat
ini dapat membantu kita untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.
Batam, 27 November 2014
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
DAFTAR KELOMPOK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
ABSTRAK
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
BAB III
METODE
PENELITIAN
3.1 Kuisioner
3.1.1 Teknik Pengumpulan Data
3.1.2 Tahap Pelaksanaan
3.1.3 Tahap Pelaksanaan Kuisioner
3.1.4 Mencari Literatur di Internet dan Buku yang Ada di
Perpustakaan
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 1.
Biodata Diri
Lampiran 2. Contoh
Hasil Kuisioner
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Letak
geografis provinsi Kepulauan Riau
Gambar 2. Aktivitas
Industri Galangan Batam
Gambar 3. Listrik sering padam di Karimun dan Tanjung Pinang
Gambar 4. Bina desa Monggak Barelang oleh mahasiswa Politeknik Batam
Gambar 3. Listrik sering padam di Karimun dan Tanjung Pinang
Gambar 4. Bina desa Monggak Barelang oleh mahasiswa Politeknik Batam
DAFTAR TABEL
Table 1. Kuisioner
ABSTARK
Pada tahun 2015 ASEAN akan
melaksanakan AFTA 2015 atau Asean Free Trade Area. Dalam sistem ini akan
dilaksanakan perdagangan bebas tanpa ada tarif bea cukai dan bolah bekerja
dimananya saja di daerah negara yang tergabung. Persaingan antar pekerja akan
makin global dan ketat karna setiap individu pasti ingin usahanya sukses.
Banyak usaha kecil menengah ataupun industri yang ada di Indonesia terutama di
provinsi Kepulauan Riau yang menjadi daerah lalu lintas internasional, sehingga
persaingan di AFTA 2015 akan lebih panas di bandingkan FTZ atau Fee Trade Area
yang telah berjalan beberapa tahun ini. Pemerintah belum maksimal membangun
sumber daya manusia dan usaha masyarakat yang ada di daerah kepualauan ini.
Oleh karna itu mahasiswa harus memainkan perannya untuk menghadapi sistem ini.
Sebelum kita menjalankan peran, mahasiswa sendiri harus tahu apa itu AFTA 2015.
Beberapa peran yang bisa di lakukan mahasiswa yaitu belajar dengan giat,
membuat kegiatan yang bisa meningkatkan kreaktivitas masyarakat, melakukan
penelitian inovasi baru dan mengembangkankannya sehingga bisa di aplikasikan
dalam kehidupan bermasyarakat.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG BEASISWA
Sekitar
satu bulan lagi kita akan menghadapi Asean Free Trade Area (AFTA) yang akan
dilaksanakan pada tahun 2015. AFTA merupakan kesepakatan negara-negara ASEAN
untuk membentuk sebuah kawasan perdagangan bebas. Tujuan dari kesepakatan ini
yaitu meningkatkan daya saing ekonomi kawasan ASEAN di dunia. Perjanjian perdagangan
bebas AFTA dicetuskan ketika terjadi pertemuan tingkat kepala negara ASEAN atau
SEAN summit ke-4 yang dilakukan pada tahun 1992. Dengan adanya kebijakan
perdagangan bebas AFTA, diharapkan tidak akan ada hambatan tarif (bea masuk
0-5%) ataupun hambatan non tarif untuk negara-negara anggota ASEAN. Perkembangan terakhir yang terkait dengan AFTA yaitu adanya
kesepakatan untuk menghapuskan semua bea masuk impor barang bagi Brunai
Darussalam pada tahun 2010, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan
Thailand, dan bagi Cambodia, Laos, Myanmar dan Vietnam pada tahun 2015.[1]
Kesepakatan AFTA 2015 merupakan tantangan dan peluang bagi
Indonesia khususnya provinsi Kepulauan Riau. Provinsi ini berhadapan langsung
dengan beberapa negara tetangga seperti Vietnam, Kamboja, Malaysia dan
Singapura. Letak geografis yang strategis menjadikan daerah ini sangat rawan
terhadap monopoli peluang kerja yang dilakukan warga negara asing yang
tergabung dalam angggota ASEAN untuk mencari pekerjaan. Sebelum AFTA 2015 ditetapkan,
pekerja kita sudah kalah saing dengan warga negara asing. Banyak pabrik yang
dibangun di Kepulauan Riau dan hampir semua pimpinan industri dipegang oleh
pihak asing, sedangkan orang Indonesia hanya menjadi operator yang bekerja
berdasarkan sistem kontrak.
Provinsi Kepulauan Riau memiliki tingkat pertumbuhan industri yang
sangat pesat seperti industri manufaktur, galangan kapal dan pertambangan yang
tersebar di Batam, Karimun, Bintan, Tanjung Pinang dan lain-lain. Berdasarkan
data Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) bahwa pada akhir tahun
2013, Batam telah terakumulasi total sekitar US $ 16.47 miliar dalam investasi
yang terdiri dari investasi pemerintah dan investasi swasta. Pemerintah
berinvestasi dalam hal pembangunan infrastruktur. Investasi swasta terdiri dari
investasi domestik dan investasi asing. Lebih dari 1000 perusahaan asing yang
beroperasi di Batam, sementara jumlah perusahaan lokal kurang lebih 10.000
perusahaan.[2]
Kondisi ini menjadi tugas rumah tangga bagi pemerintah Kepulauan
Riau untuk meningkatkan sumber daya manusia. Pemerintah telah melakukan
beberapa pelatihan untuk meningkatkan
kesejahteraan orang yang bekerja. Namun usaha tersebut belum bisa
terealisasikan secara maksimal. Peningkatan kesejahteraan masyarakat jarang
melibatkan mahasiswa yang ada di Indonesia khususnya Kepulauan Riau. Peran
mahasiswa sangat diperlukan sebagai pemain dalam menghadapi persaingan global
yang akan dilaksanakan tahun 2015. Kebanyakan mahasiswa hanya sekedar belajar
di kampus dan tidak tahu perkembangan terkini di Indonesia. Mahasiswa hanya
sibuk memikirkan bagaimana mendapatkan ipk yang tinggi dan mencari pekerjaan
yang memiliki penghasilan besar. Semangat muda yang ada tidak disalurkan pada
kegiatan positif yang bisa meningkatkan kualitas hidup masyarakat, mungkin
semangat itu baru terealisasikan pada kegiatan demo semata.
Dukungan para mahasiswa untuk menghadapi AFTA 2015 merupakan salah
satu sumber kekuatan Indonesia untuk dapat bertahan dalam persaingan
perdagangan bebas. Untuk itu, peran mahasiswa sangat dibutuhkan untuk membuat
program pelatihan kewirausahaan agar mahasiswa mampu bersaing dan menguasai
perdagangan bebas serta bisa mengayomi masyarakat menjadi lebih baik. Berdasarkan
uraian masalah diatas, penulis akan membahas“ Peran Mahasiswa
Kepulauan Riau Sebagai Daerah Lalu Lintas Internasional Menghadapi AFTA 2015 ”.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis menentukan rumusan masalah yang akan dibahas yaitu
1.
Apa itu pengertian AFTA 2015 ?
2. Apa
peran mahasiswa untuk menghadapi AFTA 2015 ?
3. Persiapan
apa saja yang dilakukan mahasiswa untuk
menghadapi AFTA 2015 ?
4. Hambatan
yang dialami mahasiswa dalam mengadapi AFTA 2015 ?
5. Siapkah
kita sebagai mahasiswa menghadapi AFTA
2015 ?
1.3 TUJUAN
Adapun tujuan pembuatan karya tulis ini yaitu :
1. Mengetahui
pengertian AFTA 2015.
2. Mengetahui
peran mahasiswa menghadapi AFTA 2015.
3. Mengetahui
persiapan yang dilakukan mahasiswa untuk menghadapi AFTA 2015.
4. Mengetahui
hambatan yang dialami mahasiswa untuk menghadapi AFTA 2015.
5. Mengetahui
persiapan mahasiswa untuk menghadapi AFTA 2015.
1.4 MANFAAT
Manfaat yang dapat diambil dari karya tulis ini yaitu :
1. Sebagai
tolak ukur kesiapan mahasiswa dalam menghadapi persaingan global AFTA 2015.
2.
Meningkatkan kualitas mahasiswa sebelum
menghadapi AFTA 2015.
3.
Membiasakan mahasiswa untuk berwirausaha
dan tidak hanya tergantung kepada pihak asing.
4.
Membekali ilmu pengetahuan dan pelatihan
kepada mahasiswa.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Hasil
penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya menunjukkan
berbagai pandangan tentang prediksi AFTA 2015 yang akan terjadi di Indonesia.
Pandangan terhadap AFTA 2015 dilihat dari sudut pandang konsumen Indonesia dan
Liberalisasi jasa. Pada karya tulis ilmiah ini akan dibahas bagaimana persiapan
kita selaku mahasiswa untuk menghadapi AFTA 2015 yang akan datang.
Dari
hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Arif Wibowo (2013) berpendapat bahwa
perlunya edukasi pada masyarakat untuk membangun kesadaran akan pentingnya
kecerdasan berkonsumsi, konsumsi seharusnya ditujukan tidak semata untuk
memenuhi kebutuhan individual, tetapi lebih penting lagi adalah kebutuhan
sosial yaitu terciptanya kemaslahatan bersama dari kegiatan konsumsi yang
dilakukan, dan konsumsi untuk barang-barang produksi luar negeri seharusnya
diarahkan untuk barang-barang modal dan barang produksi. Sedangkan pemenuhan
barang konsumtif dilakukan dengan barang-barang produksi dalam negeri.
Menurut
laporan penelitian ASEAN Study Center UI bekerja sama dengan Kementerian Luar
Negeri Republik Indonesia (2013) menyatakan bahwa permasalahan di satu sektor berkaitan
erat dengan berbagai faktor lain yang terkait. Sebagai contoh, lambatnya
pertumbuhan insinyur di Indonesia berkaitan dengan strategi pembangunan
nasional yang tidak mendorong profesi insinyur Indonesia untuk berkembang.
Pemerintah harus bertindak pro-aktif dengan mendorong berbagai inisiatif untuk
menjangkau para pelaku di sektor jasa tersebut di Indonesia dan membangun
kesiapan mereka. Salah satu yang dapat dilakukan adalah pembuatan mekanisme
yang dapat memberikan insentif yang lebih nyata jika seorang insinyur, arsitek,
akuntan atau yang lain memiliki sertifikasi ASEAN.
Jika
pada penelitian sebelumnya menyajikan masalah kecerdasan berkonsumsi dalam
masyarakat dan lambatnya pertumbuhan pada sektor jasa di Indonesia yang sangat
berpengaruh terhadap kesiapan masyarakat untuk menghadapi AFTA 2015. Maka dalam
penilitian ini penulis akan membahas solusi menghadapi 2015. Banyak cara yang
dilakukan pemerintah untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin, namun keinginan
tersebut sangat sulit dicapai jika hanya melibatkan pemerintah dan masyarakat
karna jumlah personil yang mengayomi tidak sebanding dengan jumlah masyarakat
Indonesia khusunya provinsi Kepulauan Riau.
Dalam
melaksanakan penelitian ini, penulis membuat kuisioner untuk mengetahui
seberapa tahu mahasiswa mengetahui tentang AFTA 2015 dan bagaimana cara mereka
untuk menghadapi persaingan global tersebut.
BAB III
METODE PENILITIAN
3.1 KUISIONER
Tempat
Penelitian : Universitas yang ada di Batam
Responden
:
Mahasiswa/i
Tujuan
Penelitian :
Penelitian ini dibuat dengan tujuan
untuk mengetahui siap atau tidaknya mahasiswa/i menghadapi AFTA 2015 yang akan
datang. Dengan adanya penelitian tersebut, penulis dapat mengetahui kesiapan
mahasiswa/i dalam menghadapi AFTA 2015 tersebut.
3.1.1 TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Dalam teknik pengumpulan data,
peneliti menggunakan teknik kuisioner. Dimana pengumpulan data secara tidak
langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden). Instrumen
atau alat pengumpulan datanya disebut juga dengan kuisioner yang berisi beberapa
pertanyaan yang harus dijawab oleh responden. Responden mempunyai kebebasan
untuk memberikan jawaban atau merespon sesuai dengan persepsinya.
3.1.2 TAHAP PELAKSANAAN
Penyerahan kuisioner dilakukan
selama seminggu yang dimulai dari tanggal 21 November 2014 sampai 27 November
2014. Penyebaran kuisioner untuk responden dilakukan oleh peneliti pada saat
mahasiswa mempunyai waktu luang.
3.1.3 TAHAP PELAKSANAAN KUISIONER
1. Pembuatan
kisi-kisi penyusunan kuisioner
Dimana
peneliti membuat langkah - langkah perumusan masalah yang akan diukur.
2. Penyusunan
daftar pertanyaan
Daftar
pertanyaan disusun peneliti sedemikian rupa agar dapat dimengerti dan dipahami
oleh responden, sehingga data-data yang diperoleh benar - benar autentik. Sehingga
data sesuai dengan apa yang di harapkan.
3. Pembuatan
alternatif jawaban.
Peneliti
membuat alternatif jawaban agar responden dapat mengisi dengan mudah yaitu
dengan memilih salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan dan dianggap
sesuai dengan apa yang di inginkan, dalam hal ini menurut pendapat responden.
3.1.4 MENCARI LITERATUR DI INTERNET DAN BUKU YANG ADA DI PERPUSATAKAAN
Dalam
membuat karya tulis ini, Penulis mencari karya tulis ilmiah atau laporan akhir
peneliti yang terkait di internet serta membaca buku yang ada di perpustakaan
Politeknik negeri Batam sebagai refrensi.
BAB IV
PEMBAHASAN
Kepulauan Riau adalah sebuah provinsi yang berada di
jalur lalu lintas perairan internasional yang berseberangan langsung dengan
beberapa negara tetangga seperti Malaysia, Singapore, Vietnam dan Kamboja. Provinsi
ini resmi terbentuk
berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2002 dan pemerintahannya baru efektif
berjalan sejak 1 Juli 2004. Seiring dengan berjalannya waktu, provinsi ini
melakukan pembenahan diri dan memperbaiki infrastruktur daerah untuk menjadikan
daerah ini sebagai tempat investor menanam modal dan membangun usaha. Kepualuan
Riau memiliki wilayah perairan sampai 96% dari total seluruh wilayahnya, hal
ini sangat menguntungkan daerah jika berada di lalu lintas internasional karena
banyak kapal – kapal dagang yang berlabuh. Setiap kapal negara asing yang
berlabuh akan memberikan devisa kedalam kas negara.
Gambar 1. Letak geografis provinsi Kepulauan Riau
Selain itu, letak geografis Kepulauan
Riau sangat mendukung untuk pengembangan usaha budidaya perikanan dan
pariwisata. Dengan potensi wilayah Kepri yang besar, pemerintah
menciptakan kawasan ekonomi khusus atau disebut juga FTZ (Free Trade Zone). FTZ adalah wilayah dimana ada beberapa
hambatan perdagangan seperti tarif dan kuota dihapuskan dan mempermudah urusan
birokrasi dengan harapan menarik bisnis baru dan investasi asing. Pelaksanaan
FTZ di wilayah Batam, Bintan dan Karimun adalah amanat yang terkandung dalam UU
No. 44 tahun 2007 serta peraturan pelaksanaan yang berada dibawahnya. Sebagai
amanat Undang-Undang, maka menjadi kewajiban bagi setiap instansi terkait untuk
melaksanakannya secara konsekuen dan konsisten.
Gambar 2. Aktivitas Industri Galangan Batam
Setelah berjalan beberapa tahun, belum
terlihat secara nyata peran mahasiswa memainkan sistem FTZ. Mahasiswa Kepulauan
Riau masih vakum dan menutup diri terhadap gejala–gejala yang terjadi saat ini.
Kebanyakan mahasiswa hanya memikirkan masa depannya sendiri dan sangat jarang
memikirkan hal–hal yang ada di masyarakat. Kita selaku mahasiswa seolah-olah
lupa menjalankan fungsi tridarma perguruan tinggi yang dulu kita lontarkan dengan
semangat ketika pelaksanaan Masa Orientasi Mahasiwa. Didalam tridarma
dinyatakan bahwa mahasiswa memiliki 3 tujuan penting yaitu :
1. Pendidikan dan pengajaran
2. Penilitian dan pengembangan
3. Pengabdian kepada masyarakat
Meskipun banyak mahasiwa yang
mengetahui tridarma perguruan tinggi itu, kebanyakan dari mereka menganggap
tridarma itu tidak penting. Padahal kita sebagai mahasiswa seharusnya menjadi
generasi penerus bangsa yang bisa menjadi raja di kampung sendiri. Untuk daerah
Kepulauan Riau mahasiswa belum bisa dikatakan memberikan perubahan yang optimal
dalam merealisasikan pengabdian kepada masyarakat. Hal ini dikarenakan sistem
yang ada di FTZ hanya dimanfaatkan secara maksimal oleh pihak pemerintah selaku
penyelenggara kawasan perdagangan bebas dan pihak investor. Tingkat
kesejahteraan masyarakat Kepri belum mengalami perubahan yang signifikan.
Pemerintah sudah berhasil mendatangkan beberapa investor asing untuk membuka
lapangan pekerjaan dan menyerap banyak tenaga kerja Indonesia, namun kondisi
ekonomi masyarakat setempat yang sudah lama menetap di wilayah tersebut makin
terperuk. Hal ini dikarenakan masyarakat setempat kalah saing dengan warga
negara asing dan pencari pekerjaan yang berada di luar wilayah Kepri. Kalah
saing masyarakat setempat rata–rata dikarenakan jenjang pendidikan dan
keterampilan. Memang jumlah melek huruf yang ada di kepri mencapai 80%, namun
hal itu tidak cukup dalam bekerja. Jumlah tenaga kerja asing yang ada di Kepulauan
Riau masih dibatasi oleh pemerintah. Jumlah tenaga kerja asing tidak banyak di
tiap perusahaan, namun mereka menduduki jabatan–jabatan yang penting sedangkan
masyarakat hanya menjadi operator yang dibatasi dengan sistem kontrak.
Banyak usaha kecil dan menengah yang
telah dibuka masyarakat setempat, namun kebanyakan pemilik usaha tidak memiliki
relasi yang banyak ketika menjalankan usahanya. Relasi yang banyak sangat
dibutuhkan untuk memasarkan produk atau jasa yang dihasilkan. Dengan terjualnya
produk atau jasa, masyarakat bisa memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan
usaha menjadi lebih maju. Fenomena yang ada, tidak semua masyarakat bisa membaca
peluang dalam memasarkan produk, kebanyakan hanya pasrah dengan keadaan yang
ada dan berharap bisa memenuhi kebutuhan hidup untuk hari ini. Jika pola pikir
hanya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga hari ini saja, usaha itu tidak akan
maju karna tidak memiliki visi dan misi yang jelas. Usaha yang telah di buat
akan cepat bangkrut karna kalah saing dengan usaha orang lain yang selalu
meningkatkan kualitas pelayanan dan produk.
Untuk saat ini, pemerintah belum
mampu menggerakkan usaha masyarakat setempat dengan maksimal yang dikarenakan
berbagai faktor penghambat. Beberapa faktor yang menghambat yaitu jumlah orang
yang bekerja di pemerintahan tidak sebanding dengan usaha yang ada, infrastruktur
yang kurang memadai, teknologi yang kurang canggih dan dana yang minimal.
Gambar 3.
Listrik sering padam di Karimun dan Tanjung Pinang
Dukungan dari generasi muda untuk menghadapi AFTA merupakan
salah satu kekuatan Indonesia untuk dapat bertahan dalam persaingan pasar
bebas. Generasi muda perlu membuat berbagai kegiatan diantaranya yaitu
menciptakan usaha sendiri selagi menjadi mahasiswa, mensosialisasikan AFTA dan
mengajak para pemuda lain untuk meningkatkan daya wirausaha sehingga
usaha-usaha baru akan bermunculan dan bisa mempertahankan perekonomian negara.
Generasi muda merupakan salah satu tonggak keberhasilan tujuan negara, karena
kaum mudalah pemegang keberlanjutan negara.
Namun kondisi mahasiswa Kepulauan Riau saat ini sangat menyedihkan.
Misalnya perilaku mahasiswa yang ada di kota Batam. Pengamatan yang telah
dilakukan di kota ini, sebagian besar mahasiswa masih hobi main game untuk menghibur diri dan hanya sebagian
kecil yang rajin belajar untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Kegiatan
mahasiswa seperti pembangunan desa dan membuka lapangan pekerjaan sangat minim.
Hal ini berbeda dengan mahasiswa yang ada di daerah pulau Jawa. Jika kebiasaan
mahasiwa ini tidak dirubah, maka generasi kita akan di jajah lebih parah lagi
secara tidak langsung.
Untuk penguasaan teknologi, kita sudah bisa menjalankannya
dengan baik, namun untuk memproduksi teknologi yang baru dan bermanfaat di
masyarakat, kita belum melakukan secara maksimal. Kita hanya tergantung dengan
mesin-mesin canggih negara lain, seolah-oleh terlena dengan barang impor yang
ada. Mahasiswa dan pemerintah harus memanfaat sumber daya alam sebaik mungkin
tanpa campur tangan pihak asing.
Ini adalah data survey yang telah dilakukan untuk mengetahui
pengetahuan mahasiswa mengenai AFTA 2015 dan pendapat mereka mengenai sistem
perdagangan bebas di Indonesia.
Table 1 Kuisioner
No
|
Deskripsi
|
Tahu
|
Tidak
|
Alasan
|
1
|
Apakah anda mengetahui
tentang AFTA
|
|||
2
|
Apakah
anda mengetahui peran mahasiswa untuk menghadapi AFTA 2015
|
|||
3
|
Apakah
anda mengetahui persiapan apa saja yang dilakukan mahasiswa untuk menghadapi AFTA 2015
|
|||
4
|
Apakah
anda mengetahui hambatan-hambatan yang akan dialami mahasiswa dalam mengadapi
AFTA 2015
|
|||
5
|
Apakah
anda siap menghadapi AFTA 2015
|
Berdasarkan data survey 31 mahasiswa yang terdiri atas
Politeknik Negeri Batam, Universitas Putra Batam dan STIKES Awal Bros Batam menunjukkan bahwa mahasiswa yang
ada di Kepualauan Riau tidak semuanya mengetahui tentang Asean Free Trade Area
(AFTA) 2015. Banyak mahasiswa yang hanya mendengar sekilas mengenai AFTA
melalui teman, dosen atau dari media massa. Namun mereka tidak mengetahui
sepenuhnya bagaimana sistem dan langkah awal untuk menghadapi persaingan
internasional tersebut. Fenomena yang sangat menarik yaitu 100% koresponden
kuisioner mengatakan siap untuk menghadapi sistem perdagangan bebas ini. Namun
bagaimana bisa kita bersaing sedangkan kita selaku mahasiswa tidak mengetahui
persiapan awal untuk sukses hidup ditengah masyarakat ASEAN yang memiliki
tingkat produktif dan daya saing yang lebih baik.
Dari kuisioner ini didapat hasil bahwa hanya sekitar 28.8 %
mahasiswa yang mengetahui persiapan diri untuk mengantisipasi sistem tersebut.
Kebanyakan koresponden yang mengetahui sistem ini akan memperbaiki diri sendiri
terlebih dahulu dalam hal belajar serius dan meningkatkan bahasa asing seperti
bahasa Mandarin atau bahasa Inggris agar mudah melakukan komunikasi antar
negara. Selain kedua bahasa tersebut, ada satu bahasa lagi yang juga popular di
kota Batam yaitu bahasa Jepang karna banyak warga negara sakura tersebut
menanam saham. Sebagian besar mereka membutuhkan orang yang bisa berbahasa
Jepang agar instruksi yang diberikan dapat diterjemahkan tanpa harus meminta
bantuan dari pihak lain. Sehingga perusahaan bisa melakukan penghematan
pengeluaran.
Beberapa peran mahasiswa Kepulauan Riau
untuk menghadapi AFTA 2015 yaitu mahasiswa harus memperkenalkan apa itu AFTA
kepada masyarakat. Karna sebagian besar masyarakat tidak mengetahui sistem
perdagangan bebas ini. Kepulauan Riau berhadapan langsung dengan negara
tetangga ditamabah lagi provinsi ini memiliki potensi laut dan industri yang
sangat banyak. Dengan adanya pemberitahuan sistem ini, diharapkan masyarakat
memikirkan strategi untuk bisa bertahan hidup menghadapi persaingan yang
mendunia ini.
Yang kedua, mahasiswa
harus rajin melakukan sosialisasi untuk menanamkan konsep cinta produk dalam
negeri pada masyarakat umum. Meskipun provinsi bertetangga dengan Singapore,
seharusnya kita sadar kalau kita membeli produk orang lain sama aja kita
memperkaya negara lain dan meremehkan produk dalam negeri.
Selain melakukan
sosialisasi, mahasiswa juga harus membantu memperkenalkan produk-produk daerah
melalui media massa atau media elektronik. Mempromosikan produk bisa saja
dilakukan di media sosial seperti facebook atau twitter. Karena media ini
merupakan langganan kunjungan terbanyak masyarakat Indonesia di dunia maya.
Sehingga ada peluang penyebaran informasi produk dalam negeri dengan cepat dan
masyarakat umum bisa tahu.
Ketiga, sebagai mahasiswa kita harus
mempunyai PFM (Peran Fungsi Mahasiswa) yang bisa diaplikasikan dengan membuat
program pelatihan kewirausahaan dan pelatihan pengolahan SDA yang effisien ke
berbagai daerah Indonesia dan tempat pendidikan SD, SMP dan SMA.
Keempat, sebagai mahasiswa harusnya mampu
menciptakan inovasi baru di bidangnya sehingga inovasi tersebut dapat
diterapkan di masyarakat. Banyak inovasi baru yang telah ditemukan mahasiswa
Indonesia, namun inovasi itu hanya heboh di masyarakat saat ditemukan dan tidak
di lakukan penyempurnaan fungsi. Harusnya kita sebagai mahasiswa berpikir maju,
inovasi yang kita temukan ketika kuliah harus ditingkatkan kualitasnya agar bisa
dijadikan sebuah usaha yang bisa menyerap banyak tenaga kerja Indonesia. Selain
bisa dijadikan usaha, inovasi yang telah ditemukan bisa dipatenkan dan resmi
jadi milik bangsa Indonesia. Kita tidak boleh kalah dengan negara berkembang
lainnya seperi India, mahasiswa disana berlomba-lomba membuat alat untuk
mendapatkan hak paten. Kegiatan ini juga bisa menjadi peran penting mahasiswa
untuk menghadapi fenomena AFTA 2015 besok.
Gambar
4. Bina desa Monggak Barelang oleh mahasiswa Politeknik Batam
Langkah yang perlu
dilakukan adalah upaya meningkatkan kualitas SDM untuk memanfaatkan peluang,
dan sekaligus tantangan menghadapi AFTA 2015. Saat ini peringkat Indonesia di
dalam Indeks Daya Saing Global meningkat dari peringkat 50 pada tahun 2012
menjadi peringkat 38 pada tahun 2013. Walaupun Indonesia masih berada di bawah Singapur,
Malaysia, Brunei dan Thailand, namun peningkatan peringkat Indonesia cukup
signifikan. Sehingga tidak tertutup kemungkinan tantangan bisa
diubah menjadi peluang manakala kualitas SDM kita telah kuat.
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Proses globalisasi dari sisi ekonomi
merupakan sebuah perubahan perekonomian dunia yang sifatnya itu mendasar dan
akan terjadi terus dalam laju yang semakin pesat mengikuti kemajuan teknologi
yang juga semakin pesat perkembangannya. Perkembangannya tersebut sudah
meningkatkan hubungan saling ketergantungan dan juga semakin mempertajam
persaingan antar negara. Globalisasi ekonomi ditandai dengan semakin
meninpisnya batas-batas kegiatan ekonomi secara nasional, tetapi semakin
mengglobal menjadi satu proses yang melibatkan banyak negara dan AFTA merupakan
salah satunya.
Menghadapi AFTA 2015 ibarat pertarungan
tinju yang beda kelas. Akan tetapi, masyarakat atau mahasiswa Kepualauan Riau
belum sepenuhnya memahami dampak yang luar biasa dari AFTA 2015. Penyebab yang
paling mendasar adalah sosialisasi yang dilakukan pemerintah belum terasa di
masyarakat atau mahasiswa. Apalagi di tingkat masyarakat kelas bawah, kalangan
menengah ke atas pun belum memahami sepenuhnya dampak yang luar biasa dari AFTA
2015. Padahal pemahaman tentang berlakunya AFTA 2015 menjadikan landasan
masyarakat Indonesia untuk mempersiapkan sejak dini agar menjadi pelaku yang
mampu berdaya saing dalam bidang ekonomi. Siap atau tidak siap, masyarakat
harus siap dan menerima kenyataan bahwa persaingan yang sesungguhnya akan di mulai
di tahun 2015.
Ditingkat
makro, dalam menghadapi tantangan globalisasi perusahaan atau pelaku bisinis,
pemerintah dan akademisi perlu mengembangkan tenaga kerja nasional melalui
program-program terpadu dan nyata seperti misalnya penyusunan kurikulum pendidikan
yang mengacu pada dunia usaha kepada siswa atau mahasiswa, pemberian
pelatihan-pelatihan praktis dan menggandeng mahasiswa untuk memajukan
Indonesia. Kalau bisa pemerintah membuat program untuk mahasiswa lebih banyak
lagi agar bisa meningkatkan mutu masyarakat Indonesia. Kita harus optimis dan
segera menentukan dan menjalankan strategi yang tepat dalam meningkatkan mutu
SDM atau tenaga kerja ditingkat nasional kita agar kita tidak tertinggal jauh
dalam percaturan bisnis dunia.
5.2 SARAN
Jika Indonesia ingin
sukses dalam AFTA 2015, orang Indonesia harus meningkatkan kepercayaan terhadap
produk nasional, mereka harus mencintai produk nasional dari negaranya dahulu.
Indonesia harus memperbaiki kualitas dari barang yang akan diperjual belikan di
perdagangan bebas. Pemerintah, mahasiswa, pengusaha dan masyarakat harus
bersatu untuk meningkatkan kualitas diri dan saling membantu sesama agar
terwujudnya kesejahteraan yang nasional.
DAFTAR PUSTAKA
[1] http://www.tarif.depkeu.go.id/Others/?hi=AFTA
[2] http://www.bpbatam.go.id/ini/Industry_economy/invest_guide.jsp
[3] Salim, Ubud. 2012. Mengkreasikan Revolusi Kewirausahaan Menerobos
AFTA/ACFTA. Malang
[4] Rifenbary, Jay. 2004. Tidak Ada
Alasan. Batam : Karisma Publishing group
[5]
Masykur Afandi, Moch. 2011. Peran Dan
Tantangan Asean Economic Community (AEC) Dalam Mewujudkan Integrasi Ekonomi
Kawasan Di Asia Tenggara. Vol 8 No 1
[5]
Arief. 2009. Peranan Teknologi Informasi
Dalam Peningkatan Daya Saing Usaha Kecil Menengah. ISSN : 1907-5022.
Bandung
[6]
Aspan, Henry. 2011. Kebijakan Perdagangan
Luar-Negeri Indonesia Dalam Menghadapi Pemberlakuan Kesepakatan ASEAN Free
Trade (AFTA). Vol 4 No.2. ISSN : 1979-5408. Medan
[7]
Anabarja, Sarah. Kendala Dan Tantangan
Indonesia dalam Mengimplementasikan ASEAN Free Trade Menuju Terbentuknya ASEAN
Economic Community. Jawa Timur
[8]
Wibowo, Arif. 2013. Kesiapan Konsumen
Indonesia Dalam Menghadapi AFTA 2015
Lampiran 1.
Biodata Diri
a) Ketua Tim
Nama : Zulaiha
Tempat dan Tanggal Lahir :
Nomor Telephone :
Hasil Karya Ilmiah :
Alat Penghenti Air (2011)
b) Anggota 1
Nama :
Puji Iswandi
Tempat
dan Tanggal Lahir :
Nomor
Telephone :
Hasil
Karya Ilmiah : Narkoba
Untuk Bangsa (2010), Penguras Pompong Otomatis
(2013), Pembakar Sate Modern Tiga Dimensi (2014)
c) Anggota 2
Nama :
Dessy Dwi Nuriani
Tempat
dan Tanggal Lahir :
Nomor
Telephone :
Hasil
Karya Ilmiah : -
Lampiran 2.
Contoh Hasil Kuisioner
Tidak ada komentar:
Posting Komentar