IEEE EDC is an electronics design competition that held by IEEE SSCS Indonesia Chapter. The purpose is to push and accelerate the development of human resources in electronics that are ready to be used by related industries. The target of this competition are:
- To push the growth of creativity and innovation in electronics.
- To implement the knowledge and sciences on product development.
- To study the state of the art of the technology.
- VLSI Design: Sound-Source Seeker
- Embedded System: Smart Phone Docking System
Untuk Informasi Lomba silahkan
DockTer : Docking
with IC Tester
Puji Iswandi1,a dan Asti Budianto2,b
1,2Teknik Elektro, Politeknik Negeri
Batam, Batam. aEmail: pujiiswandi42@gmail.com,
bEmail: budianto.asti01@gmaill.com
Abstrak- DockTer : Docking with IC
Tester merupakan sebuah alat yang digunakan untuk menguji sirkuit terpadu pada IC (Integrated Circuit)
gerbang dasar seri 74XX, menentukan jenis IC, datasheet IC dan menetukan kondisi masing-masing gerbang
menggunakan arduino dan android. IC tester
ini dibuat karena di Politeknik Negeri Batam khususnya jurusan Teknik Elektro
belum memiliki alat yang dapat menguji kondisi IC seri 74XX saat melakukan
pratikum menggunakan ic gerbang dasar. Selain itu, mahasiswa sulit mengetahui
jenis IC yang digunakan karena label seri IC tidak terlihat lagi oleh mata. IC tester terdiri atas rangkaian peletak IC,
arduino, modul bluetooth hc05, docking system dan android. Alat ini
dibuat untuk menguji apakah IC yang digunakan masih dalam kondisi baik atau
tidak, menentukan jenis IC gerbang dasar yang digunakan, datasheet gerbang dasar yang ditampilkan di layar android melalui docking system dan dapat berfungsi
sebagai charger smartphone android.
Setiap gerbang akan diberikan masukkan sesuai dengan prinsip kerja IC yang
diuji. Penetuan jenis IC tidak menggunakan tombol untuk menyeleksi jenis IC,
namun melakukan penjumlahan total output masing-masing gerbang pada IC dengan
program. Pada program dilakukan pengetesan input
sebagai (low,low), (low,high), (high, low) dan (high,high)
seperti tabel kebenaran dan output yang didapat akan dikalikan dengan bilangan
20 sampai 23. Kombinasi jumlah output bisa digunakan
untuk menetukan jenis IC yang diuji. Dengan adanya alat ini, penulis berharap
dapat membantu mahasiswa, pelajar atau dosen yang pratikum untuk menetukan jenis
IC gerbang dasar, menampilkan datasheet
melalui android sebelum digunakan dan dapat digunakan untuk mengecas handphone. Sehingga docking android dan smarthphone android yang banyak dimiliki
masyarakat saat ini dapat memberikan nilai lebih terutama di dunia pendidikan.
Penggunaan “DockTer : Docking with IC Tester” ini lebih mudah karna tidak melakukan
menekan tombol penyeleksian IC seperti yang dijual di pasaran dan tetap bisa
digunakan untuk mengecas smartphone
android.
Keywords— Docking
android, IC Tester, IC
I.
PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih saat ini sangat berpengaruh
terhadap perkembangan sistem kontrol menuju kearah komputasi yang digital.
Mulai dari sistem kontrol yang sederhana sampai sistem kontrol yang tersusun
rapi secara kompleks. Sistem digital
sendiri merupakan sistem yang digunakan dalam pemrosesan sinyal
atau data. Sistem digital bekerja
dengan prinsip yang jauh berbeda dari sistem analog. Pada sistem ini nilai
keluaran yang dihasilkan adalah pasti, karena suatu nilai dinyatakan oleh
sejumlah keluaran yang memiliki dua keadaan, yaitu 0 (off) atau 1 (on).
Pengenalan sistem digital tersebut dapat dilakukan dengan membuat rangkaian
elektronika dengan gerbang dasar. Gerbang dasar tersebut dapat membentuk sebuah
keluaran sinyal dengan beberapa masukkan di IC. Ada 7 gerbang logika dasar yang
dapat membentuk sebuah sistem elektronika digital yaitu gerbang AND, OR, NOT,
NAND, NOR, X-OR dan X-NOR. Semua gerbang dasar tersebut ada di seri 74XX yang
biasa dipakai dalam pratikum atau membuat project.
Dalam perkuliahan yang
ada di Politeknik Negeri Batam khususnya jurusan Teknik elektro pasti ada
melakukan pratikum menggunakan IC gerbang dasar di mata kuliah Elektronika Digital.
Dalam pelajaran tersebut mahasiswa akan mempelajari macam-macam IC digital,
baik secara teori maupun praktek. Untuk mendapatkan hasil yang sama antara
teori digital dan praktek digital, dibutuhkan komponen yang bisa berfungsi
dengan baik. Namun ketika praktikum berlangsung, terdapat beberapa kendala yang
menyebabkan hasil teori tidak sama dengan hasil pratikum. Faktor terbesar yang
sering terjadi ketika pratikum adalah salah dalam merangkai dan memakai
komponen yang tidak baik. Ketika melakukan pratikum menggunakan IC gerbang
dasar tersebut, ada beberapa kendala yang dirasakan yaitu keluaran yang
diiginkan tidak sesuai dengan rangkaian yang telah dibuat karena kita tidak
tahu IC mana yang rusak. Selain itu IC gerbang dasar yang digunakan di laboratorium
sering hilang nama seri ic nya karena sudah sering digunakan dan tidak bisa
dilihat lagi dengan mata dan ditambah lagi banyaknya pelajar atau mahasiswa
yang lupa datasheet ic yang akan digunakan dalam pratikum. Hal ini jelas
mengganggu proses belajar dan mengajar yang ada di sekolah atau kampus,
ditambah lagi jumlah waktu yang disediakan dalam satu pertemuan tatap muka
dengan guru atau dosen terbilang sedikit. Sehingga target awal pembelajaran
tidak sesuai harapan.
Untuk mengetahui jenis
dan kondisi IC tidak cukup dengan pengamatan keadaan fisik saja, namun
dibutuhkan pengecekkan IC masing-masing gerbang. Dalam pengecekkan IC masih
sangat kesulitan jika dilakukan oleh pelajar atau mahasiswa yang baru belajar
elektronika digital. Sehingga di perlukan suatu alat untuk mengecek kondisi IC
atau yang biasa disebut IC tester. Dipasaran
sudah banyak dijual IC tester untuk
menguji IC gerbang dasar atau lainnya. namun harganya terlalu mahal karena IC tester yang dijual di pasaran sudah
cukup lengkap untuk mengecek hampir seluruh IC digital dan berbeda jauh kalau
kita buat sendiri. Untuk itu perlu dibuat IC tester sendiri yang lebih ekonomis dan memiliki nilai fungsi yang
hampir sama dengan IC tester yang
dijual di pasaran. Banyak model IC tester
yang dibuat sesuai kreaktivitas pembuatnya. Salah satu IC tester yang ada yaitu IC tester
yang menggunakan mikrokontroller 89C51 untuk memproses data rangkaian. Selain
itu ic tester tersebut menggunakan computer
keyboard atau tombol push on atau
keypad sebagai tombol penyeleksian IC,
ZIF sockets sebagai tempat untuk
meletakkan IC yang akan diuji dan 16X2 LCD Display untuk menampilkan kondisi
dan jenis IC.[1]
Dari permasalahan yang
terjadi dan beberapa refrensi yang ada, maka penulis membuat IC tester dengan metode lain dan
menambahkan beberapa fitur tambahan untuk meningkatkan nilai jual dan nilai
fungsinya. Penulis membuat alat yang disebut dengan “DockTer : Docking with IC
Tester”. Dengan alat ini kita bisa
menguji IC gerbang dasar mirip dengan IC tester
yang dijual dipasaran, namun memiliki beberapa inovasi yang bisa mendukung
keperluan orang yang pratikum dengan IC gerbang dasar yaitu dapat dihubungkan
dengan android untuk mengecek masing-masing gerbang IC dasar dan menampilkan
datasheet IC. Alat uji IC ini dibuat menggunakan arduino nano, modul bluetooth
hc05, docking system dan android.
Dengan memberikan pengetesan input sebagai (low,low),
(low,high), (high, low) dan (high,high)
pada program seperti tabel kebenaran dan output yang didapat akan dikalikan
dengan bilangan 20 sampai 23. Kombinasi jumlah output
bisa digunakan untuk menetukan jenis IC yang diuji. Untuk menguji IC gerbang
dasar seri 74XX, kita cukup memasukkan ic kedalam ZIF socket ic sesuai
posisinya, kemudian hidupkan Bluetooth smartphone
android dan lihat data yang di tampilkan di aplikasi Dockter di android, maka
akan di tampilkan kondisi masing-masing gerbang dan datasheet sesuai ic yang di
uji. Selain itu alat ini juga dapat digunakan untuk mengecash smartphone android.
II.
DASAR TEORI
Gerbang
logika digunakan untuk mengubah satu atau beberapa input (masukan) menjadi sebuah sinyal output (keluaran) logis. Gerbang logika beroperasi berdasarkan sistem
bilangan biner yaitu bilangan yang hanya memiliki 2 kode simbol yakni 0 (low or false) dan 1 (high
or true). Bernilai
0 jika tegangan bernilai 0 – 0,8 Vdc dan bernilai 1 jika tegangan bernilai 2 –
5 Vdc. Jika input terhubung dengan ground maka output akan bernilai 0 dan jika input
terhubung dengan vcc maka output akan
bernilai 1. Ada 7 gerbang logika dasar
yaitu AND (7408), OR (7432), NOT (7404), NAND (7400), NOR (7402), X-OR (7486)
dan X_NOR (74266). Semua IC gerbang logika seri 74XX bekerja pada tegangan 5VDC
dan sesuai dengan tegangan kerja mikrokontroller arduino nano dan sistem docking smartphone. Jumlah kaki di IC seri 74XX adalah 14 kaki dan kaki untuk vcc
dan groundnya tetap yaitu di kaki 14 dan 7. Sehingga kita tidak perlu mengganti
letak kaki tegangan sumber IC. Untuk mempermudah pengetesan IC kita gunakan ZIF socket IC tester yang diletakkan di
sistem docking smartphone.
Dari
variabel input IC akan menghasilkan
kombinasi output yang disebut tabel
kebenaran. Hasil dari keluaran masing–masing gerbang dikalikan dengan 23
sampai 20 sehingga menghasilkan jumlah output yang berbeda–beda, hasil dari penjumlahan diproses dengan
mikrokontroller arduino nano untuk menentukan kondisi gerbang ataupun jenis IC
yang sedang diuji. Untuk mengelolah data dari IC yang diuji digunakan
mikrokontroller arduino nano yang memiliki ukuran kecil dan memiliki 14 data
digital yang cukup untuk menguji IC gerbang dasar seri 74XX yang membutuhkan 12
pin data. Tegangan operasi arduino nano sama dengan logika gerbang dasar yaitu
bekerja ditegangan operasi 5V. Sehingga sistem docking smartphone yang dibuat memiliki ukuran yang kecil, ringan
dan mudah dibawa. arduino nano memiliki fasilitas untuk komunikasi dengan
komputer, arduino lain atau mikrokontroller lainnya yang tersedia di pin
digital 0 (RX) dan pin 1 (TX). Proses pengetesan IC secara umum dapat kita
lihat dalam blok diagram di gambar 1. Dimana Arduino nano memproses data dari
IC yang berada ZIF socket IC lalu mengirimnya ke smartphone android melalui modul Bluetooth hc05.
Gambar 1. Blok
Diagram
Arduino
merupakan mikrokontroler single-board yang bersifat open-source seperti
pada Gambar 2 Hardware mikrokontroler arduino diprogram dengan
menggunakan bahasa pemrograman wiring-based yang berbasiskan syntax dan
library. Pemrograman wiring-based ini tidak berbeda dengan C/C++,
tetapi dengan beberapa penyederhanaan dan modifikasi. Untuk memudahkan dalam
pengembangan aplikasinya, mikrokontroler Arduino juga menggunakan Integerated
Development Environment (IDE) berbasis processing. [2]
Gambar 2. Arduino Nano
Dengan
pin RX dan TX kita bisa membuat komunikasi antara arduino nano dengan android
melalui modul bluetooth hc05. HC-05 Adalah sebuah modul bluetooth
SPP (Serial Port Protocol) yang mudah
digunakan untuk komunikasi serial wireless
atau tanpa kabel yang mengkonversi port serial
ke bluetooth. Modul ini memiliki
kemampuan berkomunikasi secara serial
dengan protokol standar bluetooth versi 2.0 + EDR (Enchanced Data Rate) 3 Mbps dengan memanfaatkan gelombang radio
berfrekuensi 2,4 GHz. Dengan modul ini kita bisa mengirimkan data yang sudah
dikelola di arduino nano ke android. Data yang dikirimkan ke android bisa
digunakan untuk menentukan jenis IC yang uji dan menentukan kondisi masing–masing
gerbang. Password standar yang digunakan adalah 1234. Untuk pengaturan
nama bluetooth dan password dapat dilakukan dengan memberikan sinyal pada pin KEY bluetooth HC-05.
Untuk menampilan hasil data yang telah
diproses dengan arduino nano di smartphone,
kita harus membuat aplikasi untuk ditampilkan di android. Dalam hal penulis
menggunakan app inventor untuk membuat aplikasi android sesuai keinginan. Salah
satu fitur dari app inventor adalah membuat program android seperti menyusun puzzle dan kita hanya memasangkan blok –
blok tersebut agar saling terhubung. Untuk membuat aplikasi android menggunakan
app Inventor bisa dilakukan secara online.
Untuk membuat aplikasi android DockTer menggunakan app inventor secara online
kita harus masuk ke alamat web dengan bantuan gmail. Setelah membuat file apk
secara online, aplikasi android tinggal di install dan dijalankan di smartphone android.
Gambar 3. Desain Aplikasi DockTer di Android
Untuk
menghubungkan hasil data yang diproses di Arduino nano dalam docking system dengan android kita harus
mengaktifkan fitur bluetooth yang ada di smartphone
android terlebih dahulu. Meskipun data bisa ditampilkan di serial monitor
komputer untuk arduino nano, namun penggunaannya belum efisien karna
membutuhkan layar komputer. Jadi perlu di tampilkan di layar smartphone android agar mudah dipakai dan
mudah dibawa-bawa. Data yang di tampilkan adalah kondisi masing-masing gerbang
ic yang di uji, datasheet ic dan gambar ic yang sedang di uji.
Desain
smartphone docking system yang akan
dibuat tetap mengacu kepada smartphone
docking yang standard digunakan pada umumnya, pada desain ini dibuat agar docking mampu digunakan oleh beberapa
jenis merk dan ukuran smartphone android
yang berbeda. Sehingga jumlah penggunaan alat ini tidak tertuju pada salah satu
desain atau merk smartphone android
tertentu.
Gambar 4. Desain DockTer
Pada
smartphone docking system yang dibuat
menggunakan akrilik dan plat alumunium sebagai bahan penyusun utama alat.
Didalam DockTer terdapat silicon sebagai perekat antara handphone dengan alas docking
system dan penjepit smartphone
android yang bisa digeser kekiri dan kekanan. Dengan adanya perekat dan
penjepit ini kita bisa meletakkan posisi handphone
seperti biasa dan tidak lepas dari docking
seandainya kita ingin meletakkan handphone
dan docking didalam tas atau tempat
lain yang memungkinkan ada guncangan. Posisi colokkan charger untuk handphone diletakkan dibagian bawah seperti Gambar 4
yang berfungsi sebagai alat untuk mengecas handphone.
Pada docking ini, posisi colokkan charger
dibuat lebih flexible agar mudah
mengikuti gerak handphone ketika mengecas, dengan adanya sistem slider bisa
membuat posisi colokkan charger bisa
digerakkan kekanan atau kekiri tergangtung keinginan. Dengan bentuk yang elegan
dan minimalis, docking ini akan lebih
diminati oleh orang banyak. Selain itu docking
ini juga dilengkapi dengan lampu led biru sebanyak 3 buah agar bentuknya lebih
mencolok dan terlihat oleh mata untuk memudahkan mencari posisi kita meletakkan
docking dan handphone. Hal ini
dikarenakan banyak nya orang yang sering lupa dimana posisi handphone ketika
mengecas dengan docking atau powerbank.
Pada
smartphone docking system yang
dirancang menggunakan microcontroller
arduino nano, modul bluetooth hc05 dan ZIF
socket IC tester sebagai tempat peletakan IC, yang mudah dicabut dan dipasang.
Peletakkan arduino nano dan modul bluetooth dibuat serapat mungkin dan seaman
mungkin sehingga tetap aktif walaupun sering terjadi goncangan atau docking terjatuh. Dengan peletakkan yang
baik maka ketahanan alat ini akan lebih lama. Sedangkan ZIF socket IC tester dibuat lebih mudah dijangkau agar pemasangan
IC yang akan di tes lebih mudah dan cepat. Dengan socket IC tester, kita akan lebih mudah melepas IC yang telah
selesai di uji. Untuk penghubung antara modul bluetooth HC05 dengan
microcontroller arduino nano digunakan pcb fiber agar meminimlisir penggunaan
kabel dan dihubungkan dengan docking
yang terbuat dari akrilik.
III.
HASIL SIMULASI DAN ANALISA
Pada paper ini dibuat sebuah
pengujian IC tester menggunakan
arduino nano di project board sebelum
membuat rangkaian dalam satu kesatuan pada alat DockTer. Dalam pengetesan
digunakan juga 4 buah led untuk melihat hasil yang dikeluarkan masing-masing
gerbang untuk menyesuaikan antara data hasil terakhir yang ditampilkan di serial monitor komputer dengan output yang ada di arduino nano. Dengan project board kita bisa menghubungkan
rangkaian dengan mudah. Setelah pengujian IC mendapatkan hasil yang diinginkan,
kemudian dilanjutkan dengan komunikasi data dari arduino nano untuk dikirim ke handphone melalui modul bluetooth hc05.
Gambar 5. Pengetesan Arduino Nano dengan IC Tester di Project Board
Pengetesan dilakukan terhadap 7 IC
gerbang dasar yaitu 7432, 7408, 7404, 7400, 7402, 7486 dan 74266. Hasil yang
didapatkan sesuai dengan pengujian manual
masing-masing gerbang. Dengan metode ini pengujian dapat dilakukan dengan cepat
dan mudah. Hal ini dikarenakan letak pin vcc dan ground IC gerbang dasar tetap
yaitu di pin 14 dan 7, ditambah lagi jumlah kaki yang sama yaitu 14 pin. Selama
pengetesan, pemberian logika input di
kaki output atau sebaliknya tidak
merusak gerbang pada ic, namun salah pemberian polaritas tegangan pada vcc dan
ground bisa mengakibatkan ic terbakar atau rusak. Pada saat pengujian kita bisa
menggunakan 12 pin digital yang ada di arduino nano untuk memberikan logika
masukkan dan menerima logika keluaran. Untuk menghubungkannya dengan Arduino
Nano kita bisa menggunakan jumper
langsung atau menambahkan resistor 220 ohm pada masing-masing pin input dan
output.
Pada program yang akan dibuat, kita harus bisa
mengatur suatu pin sebagai input atau
output karena letak pin input atau output IC gerbang dasar berbeda-beda. Setelah bisa mengatur pin,
program harus bisa melakukan pengetesan dengan cara memberikan input sebagai (low,low), (low,high), (high, low)
dan (high,high) pada program seperti
tabel kebenaran dan output yang didapat akan dikalikan dengan bilangan 20
sampai 23. Dari pengujian tersebut kita dapat menarik kesimpulan
setelah membandingkan total output yang terhitung dengan arduino. Sehingga
didapat kombinasi jumlah output yang dapat digunakan untuk menetukan jenis ic
yang diuji.
Gambar 6. Pseudocode Perhitungan Total Output
Dari
hasil program yang telah dibuat, pengujian IC dapat dilihat di serial monitor komputer seperti yang
tertera di gambar 8. Serial monitor
akan menampilkan jenis ic yang diuji dan menetukan masing-masing gerbang apakah
dalam kondisi baik atau rusak. Untuk memastikan data yang dihasilkan akurat,
pengujian dilakukan berkali-kali.
Gambar 7. Hasil pengujian gerbang OR atau 7432
Pengetesan di project
board dan menampilkan di serial
monitor bertujuan untuk memastikan data yang akan dikirim ke smartphone android adalah benar dan
akurat. Dari hasil simulasi yang ditampilkan tersebut kita dapat menentukan
jenis IC yang diuji. Data yang diberikan dari hasil pengelolahan arduino nano
akan dikirim ke android melalui modul bluetooth HC05 yang berada di docking system yang telah dibuat.
Setelah data dikirim, maka data akan ditampilkan di aplikasi DockTer android
yang telah dibuat dengan app inventor. Aplikasi DockTer yang telah diinstal
dapat menampilkan jenis, kondisi, gambar dan datasheet IC. Saat penggunaan kita
harus menghidupkan terlebih dahulu bluetooth
di handphone.
Jika kita perhatikan masing-masing
gerbang IC dasar, ada 6 gerbang IC dasar yang terbentuk atas 3 pin dan ada 1
gerbang IC dasar yang terbentuk atas 2 pin yaitu IC Not (7404). Dengan
melakukan perhitungan total output, maka
akan didapat total output masing masing gerbang IC dasar AND=1, NAND=14, XOR=6,
OR=7, NOR=8, XNOR=9, NOT=1. Jumlah output
AND dan NOT sama, namun letak pin output yang berbeda, sehingga logika
program tidak tumpang tindih. Berdasarkan total logika output tersebut kita bisa menentukan IC apa yang sedang diuji dan
bagaimana kondisi masing-masing gerbang yang ada didalam IC tersebut. Dalam
satu IC terdapat beberapa gerbang dan yang paling banyak adalah 6 gerbang.
Setelah kita mengetahui jenis IC, kita juga bisa melihat datasheet IC tersebut
melalui aplikasi DockTer di smartphone
android.
Hasil rancangan alat dan pengujian
berdasarkan jenis IC digital seri 74xx yang ditampilkan di aplikasi android
bisa memenuhi kebutuhan orang yang sedang melakukan pratikum elektronika
digital. Dengan adanya DockTer diharapkan bisa membantu, menambah minta dan bakat
mahasiswa atau pelajar untuk mengembangkan ilmu dibidang digital.
IV.
KESIMPULAN
Berdasarakan perancangan,
pengujian dan analisa yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1.
Docking system
bisa ditambah nilai fungsinya dalam pembelajaran untuk menentukan jenis IC yang
bisa dihubungkan dengan smartphone android
tanpa mengurangi fungsinya sebagai smartphone
dan tetap bisa digunakan untuk mengecas handphone.
2.
Dengan mencari
total output yang dihasilkan IC
gerbang dasar, kita bisa menentukan jenis IC yang sedang diuji tanpa harus
melihat label nama IC. Pengetesan input
sebagai (low,low), (low,high), (high, low) dan (high,high)
pada program seperti tabel kebenaran dan output yang didapat akan dikalikan
dengan bilangan 20 sampai 23.
3.
Hasil dari pengelolahan
data yang dilakukan di android bisa kita kirim ke smartphone android melalui modul bluetooth yang telah diatur di
program. Di aplikasi DockTer smartphone
android bisa ditampilkan datasheet dan gambar IC jika lupa.
4.
Untuk melakukan
pengembangan yang lebih inovasi dan kreaktif, kita dapat menambahkan rangkaian converter yang memiliki logika sama
dengan tegangan 5 volt. Sehingga kita bisa
menambahkan pengujian terhadap gerbang dasar CMOS yang bekerja ditegangan
operasi 3-15 VDC.
V. DAFTAR PUSTAKA
[1] Chakraborty,
Sudipta., Saunak
Bhattacharya, Debabrata Raha. 2014. Low
Cost Computerized Digital IC Tester. India : International Journal of Technological Exploration and
Learning (IJTEL)
[2] Margelis, Michael. 2011. Arduino Cookbook. USA : O’Reilly Media,
Inc.
[3] Tarkunde., Shinde. 2012. Ic Tester Using 89s52 Microcontroller.
India : International
Journal Of Computational Engineering Research (ijceronline.com) Vol. 2 Issue. 7.
[4] Muhsin. 2004. Elektronika
Digital Teori & Soal Penyelesaian. Yogyakarta : Graha Ilmu.
good job gan
BalasHapusSolder uap